- account_circle Editor Reputasi
- calendar_month Sabtu, 9 Agt 2025
- visibility 18
- comment 0 komentar

Strategi Influencer Marketing sebagai Pilar Penguatan Citra Brand Perusahaan Multifinance
Dalam industri multifinance, membangun dan mempertahankan citra merek yang kuat merupakan kunci keberlanjutan bisnis. Selama ini, banyak perusahaan multifinance mengandalkan mitra strategis seperti dealer otomotif, showroom kendaraan, maupun platform e-commerce untuk mendorong penjualan sekaligus membentuk persepsi merek di mata konsumen. Pendekatan ini memang efektif pada tahap awal pertumbuhan, namun ketergantungan yang terlalu tinggi terhadap pihak eksternal dapat menimbulkan risiko jangka panjang.
Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tahun 2025 menunjukkan bahwa penjualan otomotif pada 2024 mengalami penurunan signifikan sebesar 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Lebih dari itu, sejak 2015, total penjualan mobil di Indonesia tidak pernah kembali mencapai angka 1,2 juta unit. Penurunan performa ini bukan hanya berdampak pada sektor otomotif, tetapi juga memengaruhi ekosistem bisnis multifinance yang selama ini menggantungkan aliran konsumen dari mitra-mitra tersebut.
Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan multifinance perlu mengadopsi pendekatan pemasaran yang lebih mandiri, dengan membangun identitas merek yang solid serta mengeksplorasi strategi baru untuk menjangkau calon konsumen secara langsung. Salah satu pendekatan yang semakin relevan dan efektif adalah influencer marketing.
Pentingnya Reputasi dan Kepercayaan dalam Industri Multifinance
Riset yang dilakukan MarkPlus mengungkapkan bahwa kepercayaan publik terhadap merek multifinance sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: reputasi perusahaan (61,7%) dan pengalaman positif konsumen (45,6%). Hal ini menegaskan bahwa brand equity di industri multifinance dibentuk bukan hanya melalui kualitas produk, tetapi juga melalui persepsi publik terhadap integritas, kredibilitas, dan rekam jejak perusahaan.
Influencer marketing menawarkan jalur yang unik untuk memperkuat kedua faktor tersebut. Berdasarkan berbagai survei konsumen, sekitar 80% responden menyatakan lebih mudah merasa dekat dan percaya pada figur influencer dibandingkan iklan konvensional. Influencer berperan sebagai “jembatan kepercayaan” antara merek dan audiens, karena mereka dianggap memiliki hubungan personal dan autentik dengan para pengikutnya.
Tantangan: Rendahnya Pemahaman Influencer terhadap Industri Multifinance
Meski potensinya besar, implementasi influencer marketing di sektor multifinance bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya pemahaman influencer mengenai konsep dan lingkup industri multifinance itu sendiri. Data menunjukkan bahwa 67% influencer tidak memiliki gambaran yang akurat mengenai multifinance, dan sebagian besar justru mengasosiasikannya dengan produk keuangan lain seperti investasi, asuransi, atau layanan peer-to-peer (P2P) lending. Kesalahpahaman ini berisiko membuat pesan yang disampaikan menjadi tidak tepat sasaran dan bahkan membingungkan audiens.
Oleh karena itu, sebelum melibatkan influencer dalam kampanye pemasaran, perusahaan multifinance perlu memastikan adanya proses edukasi yang komprehensif. Influencer harus memahami secara detail portofolio produk, diferensiasi layanan, serta positioning merek di pasar.
Tiga Pilar Strategi Kolaborasi Influencer untuk Multifinance
Agar kolaborasi berjalan efektif dan selaras dengan tujuan brand, terdapat tiga pilar utama yang perlu menjadi fokus perusahaan:
1. Menghindari Kesalahpahaman Produk
Memberikan panduan strategis yang jelas kepada influencer sangat penting. Panduan ini mencakup deskripsi rinci produk, visi dan misi merek, pesan utama yang ingin disampaikan, serta target hasil yang diharapkan. Pendekatan ini tidak hanya meminimalkan risiko miskomunikasi, tetapi juga memastikan konsistensi pesan di berbagai kanal komunikasi.
2. Menargetkan Audiens yang Tepat
Konten yang diproduksi influencer harus sesuai dengan demografi, minat, dan perilaku audiens yang menjadi target pasar multifinance. Segmentasi yang tepat akan meningkatkan relevansi pesan, memperbesar peluang interaksi, serta memaksimalkan konversi.
3. Membangun Persepsi dan Nilai Merek
Influencer harus dibekali pedoman komunikasi merek yang memuat tone of voice, visual identity, dan nilai-nilai inti perusahaan. Dengan begitu, setiap pesan yang disampaikan akan mencerminkan karakter dan positioning merek secara konsisten, sehingga membentuk persepsi positif di benak konsumen.
Metrik Keberhasilan Kampanye Influencer Marketing
Untuk memastikan efektivitas strategi ini, perusahaan multifinance perlu mengukur kinerja kampanye influencer marketing melalui indikator yang terstruktur, meliputi:
Brand Perception & Awareness : survei Brand Lift, analisis pertumbuhan pengikut media sosial, serta pemantauan sentimen publik.
Engagement & Interaction : tingkat interaksi seperti like, komentar, share, hingga konten yang dihasilkan pengguna (user-generated content).
Conversion & Performance : Click-Through Rate (CTR), jumlah kunjungan situs web, serta penggunaan kode promo atau tautan unik dari influencer.
Ad Effectiveness : uji A/B testing dan metode multi-touch attribution untuk mengukur kontribusi influencer pada perjalanan konsumen (customer journey).
Kesimpulan: Menuju Kemandirian Brand Multifinance
Dengan memanfaatkan influencer marketing secara strategis, perusahaan multifinance dapat mengurangi ketergantungan pada mitra eksternal, membangun kehadiran merek yang lebih mandiri, dan memperluas jangkauan pasar secara langsung. Lebih dari sekadar promosi, strategi ini berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk memperkuat brand equity, meningkatkan kredibilitas, dan membentuk hubungan yang lebih dekat dengan konsumen di era digital yang semakin kompetitif.
Sumber : Markplus.inc
- Penulis: Editor Reputasi