Netanyahu Menggila di PBB: Sebut Negara Palestina Sebagai ‘Bunuh Diri Nasional’ Israel, Tuding Eropa Dukung Teroris!
- account_circle redaktur reputasi
- calendar_month Sabtu, 27 Sep 2025
- visibility 18
- comment 0 komentar

New York, ReputasiPlus.com – Dunia internasional kembali diguncang oleh pernyataan kontroversial Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidato panasnya di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (26/9) waktu setempat. Dalam nada tinggi dan penuh kemarahan, Netanyahu menuduh negara-negara Eropa yang mengakui negara Palestina sebagai “pengkhianat yang mendorong Israel ke jurang bunuh diri nasional.”
Netanyahu secara terang-terangan menyatakan bahwa pengakuan terhadap Palestina sama saja dengan menghadiahi Hamas atas serangan berdarah pada 7 Oktober 2023 lalu. “Mereka mengirim pesan yang sangat jelas: membunuh orang Yahudi ada untungnya!” tegasnya, dengan suara bergetar di podium PBB.
Sebagian isi pidatonya bahkan disiarkan langsung lewat pengeras suara militer Israel ke Jalur Gaza, sebuah langkah provokatif yang mempertegas pesan “perang total” terhadap Hamas. Tak hanya itu, Netanyahu berjanji “menyelesaikan pekerjaan” yang dia klaim belum selesai, meski Presiden AS Donald Trump baru saja mengumumkan kesepakatan gencatan senjata.
Netanyahu juga mencerca dukungan Barat terhadap Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, menyebut Abbas sebagai pemimpin dari “otoritas yang korup sampai ke akar-akarnya”. Pernyataan ini datang sehari setelah Abbas, yang tidak diberi visa oleh AS untuk hadir secara langsung, menyampaikan pidato virtual yang mengecam antisemitisme dan kekerasan.
Lebih jauh, Netanyahu menuding para pemimpin Eropa hanya ingin tampil benar di depan media dan takut terhadap “massa antisemitisme yang menuntut darah Israel”, sehingga mendukung pendirian negara Palestina yang menurutnya akan menjadi negara teroris.
“Satu hal yang jelas,” ucap Netanyahu, “Israel tidak akan pernah membiarkan negara Palestina berdiri. Kami tidak akan melakukan bunuh diri nasional hanya karena kalian terlalu penakut untuk menghadapi kenyataan.”
Di luar gedung PBB, pidato Netanyahu memicu gelombang protes besar. Ratusan aktivis di Times Square, New York, menyerukan penangkapannya atas dugaan kejahatan perang di Gaza. Sementara di dalam ruang sidang, puluhan delegasi melakukan aksi walkout sebagai bentuk perlawanan terhadap pernyataan kontroversial sang perdana menteri.
Ironisnya, di tengah kecaman luas, Netanyahu justru menyampaikan pujian untuk Presiden Trump, yang dijadwalkan akan ditemuinya di Gedung Putih pada Senin mendatang (29/9). Padahal, Trump sendiri telah memperingatkan Israel untuk tidak mencaplok Tepi Barat, dan mengusulkan rencana perdamaian yang melibatkan perlucutan senjata Hamas.
Sementara itu, pihak Palestina tak tinggal diam. Pejabat Kementerian Luar Negeri Palestina, Adel Atieh, menyebut pidato Netanyahu sebagai “teriakan orang yang kalah”, memperlihatkan kepanikan Israel terhadap dukungan internasional bagi kemerdekaan Palestina.
Dengan suhu politik Timur Tengah yang terus memanas, dunia kini menanti: Akankah pidato penuh bara ini menjadi percikan awal dari perang yang lebih luas, atau momen terakhir sebelum dunia menuntut perdamaian?
- Penulis: redaktur reputasi