Fenomena Kafe Menjamur dari Manado ke Tondano, Gaya Hidup Baru Ubah Ekonomi Lokal
- account_circle redaktur reputasi
- calendar_month Jumat, 10 Okt 2025
- visibility 11
- comment 0 komentar

Dari Sunbae di Manado hingga Monbae di Tondano, tren kafe modern terus merambah hingga pelosok daerah, menghadirkan ruang kreatif dan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Manado, ReputasiPlus.com — Kota Manado kini tengah mengalami ledakan bisnis di sektor kuliner, khususnya kafe dan kedai kopi modern. Dalam dua tahun terakhir, hampir di setiap sudut kota muncul tempat nongkrong baru dengan konsep estetik dan kekinian, lengkap dengan kopi racikan barista lokal dan spot foto yang Instagramable.
Fenomena ini tidak hanya berhenti di ibu kota provinsi. Tren serupa mulai menjalar hingga ke daerah sekitar, salah satunya Kota Tondano di Kabupaten Minahasa. Sejumlah pelaku usaha muda mulai membuka kafe di Tondano dengan konsep serupa seperti di Manado, bahkan beberapa merupakan ekspansi dari brand asal Manado.
Tren Gaya Hidup yang Mengubah Pola Sosial
Menurut pengamat ekonomi kreatif lokal, perubahan gaya hidup masyarakat muda Sulawesi Utara menjadi faktor utama ledakan bisnis ini. Kafe bukan lagi sekadar tempat minum kopi, tetapi telah berubah menjadi ruang sosial, tempat bekerja, dan wadah komunitas.
“Generasi muda sekarang mencari tempat yang nyaman untuk nongkrong, bekerja dengan laptop, atau sekadar berbincang santai. Di situ peluang ekonomi muncul,” ujar salah satu pelaku usaha kopi lokal di kawasan Boulevard, Manado.
Data Pertumbuhan UMKM Kuliner
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Sulawesi Utara, sektor kuliner menjadi salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan usaha mikro di Manado dalam tiga tahun terakhir. Banyak pelaku usahanya berasal dari kalangan muda yang memanfaatkan media sosial untuk promosi, serta layanan pesan antar untuk memperluas pasar.
Fenomena ini juga memunculkan tren baru seperti mobile coffee, food truck, dan pop-up café yang sering hadir di berbagai event komunitas atau lokasi wisata.
Dampak Ekonomi Meluas Hingga Tondano
Kota Tondano kini menjadi contoh nyata bagaimana geliat bisnis kafe di Manado memberi dampak ke luar wilayah. Di pusat kota Tondano, kini bermunculan kafe tematik seperti Kelang Coffee Space, Kopi Jembatan, dan sejumlah kedai kecil lainnya yang ramai dikunjungi anak muda serta wisatawan domestik.
Kehadiran kafe-kafe ini mendorong munculnya lapangan kerja baru bagi barista, pelayan, hingga pemasok bahan baku lokal seperti petani kopi Minahasa dan pengrajin mebel.
Manfaat dan Tantangan
Meski membawa angin segar bagi ekonomi lokal, menjamurnya kafe juga menimbulkan tantangan baru. Persaingan usaha semakin ketat, dan tidak sedikit warung kopi tradisional mulai kehilangan pelanggan.
Selain itu, beberapa pelaku usaha mengeluhkan proses perizinan dan regulasi jam operasional yang belum seragam. Pengamat menilai, pemerintah daerah perlu menyesuaikan kebijakan agar mampu mengakomodasi pertumbuhan ekonomi kreatif tanpa menekan pelaku kecil.
Sinergi Jadi Kunci
Pemerhati ekonomi daerah menilai fenomena ini bisa menjadi potensi unggulan baru bagi Sulawesi Utara, terutama bila disinergikan dengan sektor pariwisata.
“Kafe bukan cuma soal kopi, tapi tentang pengalaman. Kalau ini dikembangkan dengan baik, bisa jadi daya tarik wisata lokal,” ujar salah satu pengamat dari Universitas Sam Ratulangi.
Pemerintah daerah diimbau memberikan pelatihan manajemen dan pemasaran digital bagi pelaku UMKM kuliner, serta menyederhanakan izin usaha agar sektor ini terus tumbuh sehat dan berkelanjutan. (SGS)
- Penulis: redaktur reputasi