Gubernur Sulut Genjot Ekonomi Biru Sulut: Pakar-pakar Bersatu
- account_circle Editor Reputasi
- calendar_month Kamis, 2 Okt 2025
- visibility 14
- comment 0 komentar

MANADO, repitasiplus.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus memperkuat langkah strategis dalam pembangunan daerah dengan menggelar “Forum Konsultasi Publik Skema Pendanaan Ekonomi Biru” melalui pengembangan pangan daerah. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Sintesa Peninsula Manado, Kamis (2/10/2025), bertujuan mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
Forum tersebut dibuka oleh Kepala Bappeda Sulut, June Silangen, yang bertindak sebagai moderator. Hadir pula Asisten III Setdaprov Sulut Fransiskus Manumpil, perwakilan Bank Indonesia, sejumlah instansi teknis, serta akademisi dan pelaku usaha.
Ekonomi Biru sebagai Arah Strategis
Kepala Bappeda Sulut, Elvira Katuuk, menjelaskan bahwa konsep “Ekonomi Biru” adalah pendekatan pembangunan ekonomi yang berbasis pemanfaatan sumber daya laut, pesisir, dan perairan secara berkelanjutan. Konsep ini tidak hanya menekankan eksploitasi potensi kelautan, tetapi juga mengedepankan keberlanjutan ekosistem laut serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Ekonomi biru memberi peluang besar bagi Sulawesi Utara yang memiliki kekayaan laut melimpah. Kebijakan Bapak Gubernur sudah tepat, yakni menempatkan sektor perikanan dan kelautan sebagai prioritas pembangunan. Dengan strategi ini, penguatan ketahanan pangan akan memberikan “multiplier effect” yang menjangkau seluruh komponen masyarakat,” kata Katuuk.
Ia menambahkan, jika dikelola secara bijak, potensi kelautan Sulut bukan hanya meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mampu memperkuat daya saing daerah, membuka lapangan kerja baru, serta mengurangi ketimpangan sosial, khususnya di wilayah pesisir.
Dukungan Bank Indonesia
Dalam kesempatan itu, perwakilan Bank Indonesia menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah Pemprov Sulut. BI menegaskan perlunya menciptakan ekosistem pembiayaan yang kuat dan inklusif agar sektor pangan, perikanan, dan kelautan mampu berkembang secara berkelanjutan.
“Bank Indonesia melihat ekonomi biru sebagai peluang strategis untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan stabilitas ekonomi daerah. Oleh karena itu, dukungan pembiayaan yang tepat sasaran menjadi faktor penting dalam keberhasilannya,” ujar perwakilan BI.
Sinergi Lintas Sektor
Asisten III Setdaprov Sulut, Fransiskus Manumpil, menekankan bahwa pengembangan ekonomi biru tidak bisa dilakukan secara parsial. Menurutnya, sinergi lintas sektor menjadi kunci utama dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan.
“Kita ingin agar pembangunan ekonomi tidak hanya berdampak pada angka pertumbuhan, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan pedesaan. Inilah yang menjadi esensi dari konsep ekonomi biru,” tegas Manumpil.
Arah Pengembangan ke Depan
Forum Konsultasi Publik ini menegaskan bahwa fokus awal pengembangan ekonomi biru Sulut diarahkan pada sektor perikanan dan kelautan. Namun, ke depan cakupannya akan diperluas ke bidang lain seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga pertanian. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat fondasi pembangunan daerah yang inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Selain sebagai wadah penyusunan kebijakan, forum ini juga membuka ruang kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat. Pemprov Sulut berharap ekonomi biru dapat menjadi identitas pembangunan baru yang tidak hanya menumbuhkan perekonomian, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya laut untuk generasi mendatang.
Dengan langkah strategis ini, Sulawesi Utara menegaskan komitmennya menjadi daerah pelopor pembangunan ekonomi biru di Indonesia, sekaligus berkontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Redaksi Reputasiplus
- Penulis: Editor Reputasi