Breaking News
light_mode
Beranda » Ekonomi » NSIF 2025: Panggung Strategis Dongkrak Investasi Sulawesi Utara ke Level Nasional

NSIF 2025: Panggung Strategis Dongkrak Investasi Sulawesi Utara ke Level Nasional

  • account_circle redaktur reputasi
  • calendar_month Jumat, 8 Agt 2025
  • visibility 30
  • comment 0 komentar

Manado, ReputasiPlus.com – North Sulawesi Investment Forum (NSIF) 2025 resmi digelar pada Jumat, 9 Agustus 2025, sebagai ajang strategis untuk mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan calon investor, dengan satu visi besar: memajukan iklim investasi, khususnya di kawasan Sulawesi Utara (Sulut) dan wilayah Sulawesi, Maluku, serta Papua (Sulampua).

Mengambil momentum sehari sebelum puncak Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025, forum ini dimanfaatkan sebagai ruang promosi potensi daerah kepada investor domestik dan internasional. NSIF menjadi kendaraan penting bagi Sulut untuk memperkuat posisinya dalam struktur perekonomian nasional.

Dalam forum tersebut, Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kemitraan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Andi Maulana, SE, MM, menegaskan bahwa investasi memegang peran vital dalam transformasi ekonomi daerah.

“Investasi tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menggerakkan rantai pasok, memacu inovasi, dan menciptakan nilai tambah ekonomi. Kita harus pastikan bahwa setiap komitmen benar-benar terealisasi, bukan hanya sekadar MoU,” tegas Andi.

BKPM, lanjutnya, berkomitmen untuk terus memfasilitasi calon investor agar mendapatkan kepastian hukum, kemudahan layanan, serta akses data proyek yang kredibel.

Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator Perekonomian, Dida Gardera, ST, M.Sc, dalam paparannya menekankan pentingnya infrastruktur sebagai fondasi pertumbuhan investasi.

“Kami terus mendorong pembangunan infrastruktur transportasi, pelabuhan, dan logistik agar arus barang dan jasa makin efisien. Tanpa konektivitas yang kuat, minat investor bisa stagnan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut, Joko Supratikto, memaparkan bahwa kontribusi Sulut terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional masih rendah, yakni hanya 0,85 persen.

“Masih banyak potensi yang belum tergarap maksimal. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Sulut di kisaran 5–6 persen tahun ini, dibutuhkan aktivitas ekonomi tambahan sekitar Rp14 triliun,” jelasnya.

Menurut Joko, pencapaian target tersebut tidak bisa hanya bertumpu pada satu sektor saja. Diversifikasi melalui penguatan sektor pariwisata, hortikultura, industri pengolahan, hingga jasa, menjadi kunci utama.

Kepala DPMPTSP Sulut, Syaloam Korompis, menyatakan pihaknya bersama Bank Indonesia dan kementerian teknis tengah mengidentifikasi proyek-proyek strategis yang siap ditawarkan kepada investor.

“Melalui NSIF, kita berharap bisa lahir kesepakatan investasi baru yang konkret. Kami juga mengadakan North Sulawesi Investment Challenge sebelumnya untuk menyaring dan mematangkan prospektus proyek yang akan dipromosikan,” katanya.

NSIF 2025 turut dihadiri oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Tahlis Gallang, Plt Asisten Deputi Manajemen Investasi Kementerian Pariwisata Ari Prasetio, serta para kepala daerah se-Sulut. Tak ketinggalan perwakilan dari negara sahabat, mulai dari duta besar, konsulat jenderal, hingga atase perdagangan, yang hadir untuk melihat langsung potensi investasi di Bumi Nyiur Melambai.

Dengan momentum TIFF 2025 sebagai magnet pariwisata kelas dunia, NSIF 2025 diarahkan menjadi strategi soft diplomacy Sulut dalam menarik investor global melalui pendekatan budaya dan potensi alam.

“Ini bukan sekadar forum seremoni, tapi bagian dari strategi besar menjadikan Sulut sebagai poros investasi timur Indonesia,” tutup Syaloam Korompis. (SGS)

 

  • Penulis: redaktur reputasi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less